Budidaya udang menjadi komoditas perikanan yang unggul di Indonesia. Bahkan Indonesia menempati peringkat keempat negara pengekspor udang terbesar di Indonesia. Kendati demikian, pemerintah masih menargetkan peningkatkan produksi udang nasional hingga 250%. Jumlah ini ditargetkan dapat tercapai dalam kurun waktu 5 tahun, yakni 2019-2024. Terdapat berbagai kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mencapai target tersebut, terlebih saat ini sudah memasuki pertengahan tahun 2024.
Seiring perkembangan jaman yang semakin modern, pemerintah semakin gencar mencanangkan penggunaan teknologi dalam proses budidaya, khususnya budidaya udang vaname yang menjadi komoditas unggulan. Maka dari itu, pemerintah menggalakkan konsep tambak bertajuk “Millenial Shrimp Farming” yang dalam prosesnya sangat melibatkan teknologi. Konsep ini selaras dengan konsep industri 4.0 yang sangat bergantung dengan teknologi. Penggunaan konsep Millenial Shrimp Farming (MSF) juga dinilai lebih praktis jika dibandingkan dengan tambak pada umumnya, karena tidak membutuhkan lahan luas, berbentuk bulat, dan fleksibel karena dapat dibongkar pasang dengan ukuran kolam yang dapat disesuaikan dengan lahan yang dimiliki.
Kelebihan lain dari sistem Millenial Shrimp Farming adalah keunggulan sistem pencatatan data secara digital, sehingga setiap pengambilan keputusan didasarkan pada teknis yang terukur. Bahkan dengan metode MSF, pembuangan air limbah lebih relatif aman, serta biaya investasi yang dikeluarkan juga dapat disesuaikan dengan modal. Penerapan teknologi digital yang digunakan dalam sistem MSF antara lain mencakup pengecekan kualitas air, biomass, pakan harian, serta pertumbuhan harian udang. Seluruh sistem digitalisasi tersebut didukung dengan aplikasi budidaya berbasis data (smart farming) dengan tujuan dapat meningkatkan produktifitas budidaya udang.
Kemajuan teknologi yang dimiliki sistem MSF akan percuma jika tidak dibersamai dengan kualitas air yang optimal. Terlebih air menjadi habitat udang yang sangat penting pengaruhnya. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan air yang tepat untuk meningkatkan produksi udang. Terdapat berbagai rangkaian pengolahan air yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas air di tambak. Air baku yang akan digunakan untuk budidaya tambak disarankan untuk melalui proses pre-filter terlebih dahulu. Proses ini dibutuhkan untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang berada di air baku sehingga tidak berdampak buruk pada proses budidaya udang. Selain melalui proses pre-filter, perlu dilakukan juga disinfeksi untuk membasmi berbagai mikroorganisme seperti bakteri dan virus yang dapat menimbulkan penyakit pada udang yang dapat menyebabkan kerugian bagi petambak. YUKI Water Treatment memiliki solusi rangkain sistem peningkatan kualitas air pada tambak dengan menggunakan pre-filter yang akan disesuaikan dengan kondisi air di tambak. Kemudian untuk proses sterilisasi air, terdapat ULTRAAQUA yang menggunakan teknologi sinar ultraviolet, sehingga lebih ramah lingkungan dibanding menggunakan kaporit. Selain itu, ULTRAAQUA juga berbahan Polypropylene yang tahan korosif, sehingga tepat digunakan untuk budidaya udang yang menggunakan air laut.
Baca Juga:
- Beralih dari Usaha Budidaya Udang Konvensional Menuju ke Budidaya Udang Modern
- Khawatir Terancam Gagal Panen Akibat Musim Hujan? Tenang, Lakukan Ini Pada Tambak Anda
- Musim Hujan Telah Tiba, Ini yang Harus Petambak Lakukan untuk Optimalkan Budidaya
- After-sales Service EVI dan Luminor UV-C System untuk Menjaga Keoptimalan Kualitas Air di Peternakan
- Solusi YUKI untuk Peternakan Ayam Broiler di Pegunungan Kapur Citatah, Bandung Barat