Cara kerja sinar ultraviolet yaitu memancarkan radiasi sinar UV-C dengan panjang gelombang antara 200 hingga 280 nanometer. Sinar UV-C ini sangat efektif dalam membasmi mikroorganisme penyebab penyakit di air.

Disinfeksi sinar ultraviolet C (UV-C) saat ini telah banyak berkembang sebagai disinfeksi alternatif pengganti bahan kimia yang telah lama digunakan. Proses disinfeksi menggunakan sinar UV-C meminimalisir penggunaan bahan kimia, sehingga tidak ada risiko residu kimia dalam air. Hal tersebut cukup efektif untuk membasmi mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur) tanpa mengubah rasa maupun bau pada air.

Diketahui, mikroorganisme di air dapat menyebabkan penyakit mulai dari diare, gangguan pencernaan, kolera, hepatitis, polio, tifoid, dan lainnya. Maka, penggunaan disinfeksi sangat penting untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit di air. Lantas, bagaimana cara kerja sinar ultraviolet untuk membasmi bakteri dan virus di air?

Sinar UV-C bekerja dengan memancarkan radiasi UV-C (panjang gelombang antara 200 – 280 nanometer) yang memiliki energi tinggi. Saat air yang mengandung banyak mikroorganisme melewati lampu UV-C, sinar UV-C akan menembus dinding sel mikroorganisme dan mencapai inti DNA atau RNA mikroorganisme. Radiasi UV-C akan merusak struktur DNA atau RNA mikroorganisme dengan mengganggu ikatan molekul. Kerusakan tersebut akan menghambat kemampuan mikroorganisme untuk bereproduksi.

Perlu diketahui bahwa sinar UV-C tidak menghilangkan kontaminan fisik seperti air berbau, berwarna, dan berasa serta kimia seperti logam berat, klorin, ataupun bahan kimia organik pada air. Maka, setelah mengetahui cara kerja sinar ultraviolet, biasanya penggunaan teknologi sinar UV-C dibarengi dengan pr-filter sebagai penyaringan air, sehingga dapat memberikan solusi air yang bersih dan steril serta memastikan air aman untuk digunakan sehari-hari.

Baca juga: