Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) saat ini masih menjadi pilihan mayoritas masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan air minum. AMDK dipilih karena sifatnya yang cukup praktis dan mudah ditemukan di berbagai tepat. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan masyarakat memilih AMDK untuk kebutuhan air minum. Namun, di balik kepraktisan tersebut, AMDK masih menyimpan beberapa bahaya yang dapat mengancam kesehatan.

Beberapa waktu yang lalu, masyarakat dihebohkan terkait bahaya BPA yang mengintai AMDK. Tidak tanggung-tanggung, BPA disebut dapat menyebabkan kanker ketika terus dikonsumsi dalam waktu jangka panjang. Setelah permasalahan BPA, kini kembali muncul bahaya yang timbul dari air minum dalam kemasan. Hal ini disebutkan oleh penelitian dari Harvard University yang telah melakukan penelitian selama 22 tahun terakhir.

Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa air minum dalam kemasan yang memiliki kandungan fluorida dapat mengurangi IQ anak. Sementara itu menurut WHO, ion fluorida masih dapat menguntungkan bagi kesehatan seperti untuk kesehatan gigi dengan catatan masih dalam ambang batas aman sekitar 0,7 mg/L, namun akan sangat berbahaya jika kadar fluorida telah melebihi 1,5 mg/L. Sedangkan di Indonesia, Kementerian Kesehatan memberikan peraturan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, bahwa fluorida dalam air minum tidak boleh melebihi 1,5 mg/L. Peraturan yang lebih ketat lagi justru diatur dalam SNI 01-3553-2006 Tentang Air Minum dalam Kemasan, disebutkan bahwa kandungan flourida dalam air mineral tidak boleh melebihi 1 mg/L.

Selain disebut dapat menurunkan IQ anak, menurut EPA apabila kadar fluorida yang dikonsumsi melebihi ambang batas aman dapat menyebabkan fluorosis tulang, gangguan yang berpotensi melumpuhkan dan menyebabkan tulang menjadi lebih lemah, kaku, dan nyeri. Fluorida sendiri merupakan mineral yang alami terdapat di air dan tanah. Namun, sejumlah perusahaan air minum dalam kemasan menambahkan kandungan fluorida sendiri. Kendati demikian, hasil penelitian di Kecamatan Rappocini Makassar yang meneliti kadar fluorida pada 5 sampel AMDK, menyebutkan bahwa kelima sampel tersebut masih memiliki kandungan fluorida yang tergolong aman.

Meskipun demikian, akan lebih aman lagi jika mulai saat ini memenuhi kebutuhan air minum dengan metode lain untuk menghindari risiko adanya kandungan fluorida yang berlebih yang dapat membahayakan kesehatan otak anak. Oleh karena itu, YUKI Water Treatment hadir untuk memberikan solusi kebutuhan air minum Anda tanpa perlu khawatir bahaya dari AMDK. Berbagai solusi yang dihadirkan YUKI membuat Anda dapat memenuhi kebutuhan air minum tanpa menggunakan AMDK. 

Adapun berbagai solusi yang dapat dihadirkan YUKI antara lain Prestige Series yang dapat menghasilkan air minum langsung dari kran setelah melalui berbagai proses filtrasi dan salah satunya adalah dengan menggunakan membran Reverse Osmosis. Nantinya air yang dihasilkan merupakan air reverse osmosis yang memiliki kandungan mineral rendah termasuk fluorida. Oleh karena itu, dengan menggunakan Prestige Series dari YUKI dapat membuat Anda terhindar dari kekhawatiran bahaya fluorida atau bahkan bahaya BPA yang dapat mengintai dari penggunaan AMDK.

Baca Juga: