Intensitas musim hujan tahun ini meningkat sejak awal November 2024. Perubahan dari musim kemarau ke musim hujan, atau sebaliknya, sering menjadi tantangan bagi para peternak, khususnya peternak unggas. Unggas lebih rentan mengalami stres dan terkena penyakit dibandingkan dengan ternak ruminansia. Saat curah hujan tinggi, pemeliharaan ternak menghadapi beberapa masalah, salah satunya terkait dengan kualitas air. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah yang mengganggu kesehatan dan performa ternak. Salah satu penyakit yang sering muncul akibat kualitas air yang buruk adalah kolibasilosis.

Kolibasilosis merupakan penyakit yang banyak menyerang unggas dan disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) yang ada di lingkungan dan pencernaan unggas. Penyakit ini seringkali menjadi masalah serius, terutama saat musim hujan karena kualitas air menurun dan kondisi lingkungan menjadi lebih lembab. Curah hujan yang tinggi dapat membawa partikel kotoran dan mikroorganisme patogen ke dalam sumber air. Air yang tercemar dapat menjadi medium bagi bakteri E. coli untuk berkembang biak. Ketika ayam mengonsumsi air yang terkontaminasi, bakteri ini dapat memasuki saluran pencernaan, menginfeksi dan menyebabkan kolibasilosis. Hal ini dapat juga diperparah oleh kondisi stres dan kesehatan ayam yang menurun akibat lingkungan yang tidak bersih. 

Selain itu, penyakit ini sering kali muncul sebagai infeksi sekunder setelah ayam terinfeksi penyakit lain, yang menyebabkan infeksi lebih parah pada saluran pencernaan bahkan saluran pernapasan. Penyakit ini bisa menyebar melalui air minum, litter, bahkan udara. Artinya, jika satu ayam terinfeksi, ayam lainnya dapat dengan cepat dan mudah tertular. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa dianggap sepele karena bisa berakibat fatal jika tidak segera dicegah dan ditangani dengan tepat.

Oleh sebab itu, peternak harus waspada dan menyiapkan langkah yang tepat untuk melakukan pencegahan, berikut adalah beberapa langkah yang tepat untuk mencegah infeksi kolibasilosis:

1.Pengelolaan Sumber Air

Pengelolaan kualitas air harus baik, dimulai dari rutin memeriksa kualitas air dengan pengujian laboratorium untuk memastikan sumber air bersih dan bebas dari kontaminasi mikroorganisme patogen. Gunakan teknologi Luminor UV-C System untuk mendesinfeksi mikroorganisme berbahaya. Berbeda dengan teknologi disinfeksi lainnya, Luminor UV-C System mampu menonaktifkan mikroorganisme patogen hingga 99,9% tanpa meninggalkan residu berbahaya. Sehingga, kualitas air minum ternak akan tetap terjaga dan kesehatan ternak tidak terganggu.

2.Desinfeksi kandang

Manajemen kandang harus dilakukan dengan baik. Kandang harus rutin dilakukan disinfeksi menggunakan disinfektan yang efektif dan aman untuk mengurangi populasi bibit penyakit ini. VIROL-OXY® merupakan disinfektan asal Jerman yang terbukti aman dan efektif untuk sanitasi permukaan di kandang. Berbeda dari disinfektan lainnya, VIROL-OXY® memiliki kemampuan self-sanitizing, yaitu dalam satu kali semprotan mampu mendisinfeksi permukaan yang sama secara berkelanjutan hingga 30 hari. Selain itu, bahan yang terkandung dalam VIROL-OXY® telah teruji aman digunakan. Dengan demikian, VIROL-OXY® menjadi solusi yang ideal untuk disinfeksi dalam penerapan sanitasi dan biosecurity di peternakan. 

3.Manajemen Lingkungan

Pengelolaan kandang seperti manajemen masa brooding dan sirkulasi udara harus dalam kondisi yang baik, karena udara dapat menjadi media penyebaran penyakit dengan cepat.  Selain itu, kontrol amonia dan litter harus dilakukan secara rutin untuk mencegah perkembangan mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit-penyakit pada ayam.

4.Vaksinasi dan Nutrisi 

Memberikan vitamin dan melakukan vaksinasi yang tepat dapat meningkatkan daya tahan tubuh ternak sehingga dapat mengurangi infeksi kolibasilosis.

Dengan menjaga kebersihan dan kualitas air serta melakukan pencegahan yang tepat, peternak dapat mencegah penyebaran kolibasilosis dan tetap menjaga kesehatan ternak semaksimal mungkin.

Baca Juga: