Kita sebagai manusia pasti pernah terinfeksi penyakit. Dengan gejala yang timbul, kita dapat segera melakukan tindakan, seperti istirahat yang optimal dan meminum obat. Begitupun juga dengan udang vaname yang dapat terinfeksi penyakit. Namun bedanya, udang tidak dapat melakukan tindakan sendiri. Terlebih lagi udang vaname hidup di air sehingga dapat mempermudah penularan penyakit antar udang. Apabila tidak segera dilakukan penanganan akan mengakibatkan kematian masal atau gagal panen. Petambak harus lebih peka terhadap kondisi udang. Petambak juga perlu mengetahui asal penyebab infeksi penyakit udang.

Sama seperti infeksi penyakit pada manusia, infeksi penyakit pada udang juga disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit. Mikroorganisme tersebut bisa menularkan penyakit dari satu udang ke udang lainnya melalui penularan secara horizontal (kontak fisik/lingkungan) ataupun vertikal (keturunan). Berikut ini terdapat beberapa list mikroorganisme yang sering ditemukan menimbulkan penyakit pada udang vaname:

Virus     : WSSV (White Spot Syndrome Virus), IMNV (Infectious Myonecrosis Virus), TSV (Taura Syndrome Virus), IHHNV (Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus), YHV (Yellow Head Disease), MBV (Monodon Baculo Virus)

Bakteri : bakteri genus Vibrio yang dapat menyebabkan penyakit WFD (White Feces Disease), AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease), dan EMS (Early Mortality Syndrome)

Jamur    : Fusarium sp. dan Aspergillus flavus (fusariosis/insang hitam); Enterocytozoon hepatopenaei (EHP); Lagedinium sp. dan Sirolpidium sp. (larval shrimp mycosis); Microsporidia

Parasit  : Zoothamnium sp.; Epystilis sp.; Vorticella sp.

Tentunya perlu penanganan untuk mencegah atau paling tidak meminimalisir dampak dari infeksi mikroorganisme di atas. Selama ini mayoritas petambak masih menggunakan metode disinfeksi konvensional, yaitu melakukan disinfeksi air menggunakan kaporit sebelum tebar benur. Namun metode tersebut memerlukan waktu yang lama (lebih dari 24 jam), sehingga tidak dapat segera melakukan tebar benur. Selain itu, jika dihitung-hitung penggunaan kaporit tergolong mahal. Apalagi waktu penambahan air saat masa budidaya, pasti juga melakukan penambahan kaporit.


Mendengar permasalahan dalam budidaya udang, Yuki Water Treatment menawarkan sebuah sistem disinfeksi air budidaya dengan menggunakan teknologi sinar UV. Teknologi tersebut dikembangkan oleh ULTRAAQUA dari Denmark. ULTRAAQUA beroperasi di seluruh dunia melalui jaringan distributor lebih dari 120 negara yang dipilih dengan cermat dan aktif. Terdapat beberapa sektor budidaya perikanan di berbagai belahan dunia yang telah membuktikan keberhasilan penggunaan ULTRAAQUA dalam budidayanya.

UV ULTRAAQUA akan melakukan kerja disinfeksi/sterilisasi yang mana air (sumber air) akan disinari UV dan kemudian sinar UV tersebut akan dapat menonaktifkan bakteri/mikroorganisme dalam air. Dengan menggunakan produk UV ULTRAAQUA, kondisi kualitas air akan meningkat dan terhindar dari masuknya patogen yang dapat mengancam kehidupan udang.

UV ULTRAAQUA ini juga dapat dipastikan sama sekali tidak menggunakan bahan kimia apapun sehingga kualitas udang vaname semakin baik dan tidak meninggalkan residu pada air buangan bekas budidaya.

Baca Juga :