Air minum merupakan kebutuhan primer setiap makhluk hidup. Semakin meningkatnya penduduk, kebutuhan air minum pun terus meningkat. Hal ini membuat proses produksi air minum yang berkualitas semakin menjadi perhatian produsen air kemasan agar dapat memenuhi standar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu teknologi maju yang digunakan saat ini adalah teknologi ozon.
Penggunaan ozon dalam proses pengolahan air minum secara komersial telah dimulai sejak tahun 1904. Ozon (O3) merupakan molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen dalam susunan segitiga dengan berat molekul rendah. Reaktivitas kimianya yang tinggi disebabkan oleh sifat konfigurasi elektron yang tidak stabil, membuatnya cenderung mencari elektron dari molekul lain. Oleh karena itu, ozon akan mengoksidasi zat organik dan anorganik sehingga mampu menghilangkan rasa, bau dan warna yang tidak diinginkan. Hasil samping dari reaksi penggunaan ozon secara ekologis tidak berbahaya dibandingkan dengan desinfektan lainnya.
Ozon dengan cepat diubah kembali menjadi oksigen molekuler dengan waktu paruh sekitar 20 menit sehingga tidak ada residu berbahaya yang perlu dikhawatirkan pada produk akhir. Sebagai oksidator, Ozon memiliki kekuatan 51% lebih tinggi dari klorin dengan tingkat pembunuhan 3,125 kali lebih cepat. Ozon sangat efektif dan efisien sebagai bakterisida, fungisida dan virusida, bahkan membunuh Cryptosporidium yang resisten terhadap klorin. Selain itu, ozon dapat digunakan untuk mengoksidasi dan menghilangkan besi dan mangan dalam air. Keunggulan ozon sebagai disinfektan yang kuat dan proses pengolahan yang ramah lingkungan, menjadikan ozon dengan cepat menjadi teknologi pilihan yang menarik di kalangan pembotolan air di seluruh dunia.
Industri pembotolan memiliki kekhawatiran utama terhadap wadah dan lini pengemasannya, yang merupakan titik rentan di mana berbagai mikroorganisme dapat mengancam produk akhir. Keunggulan teknologi ozon, yakni efektif menghilangkan THM, yang dapat menyebabkan kontaminasi kimia dan biologis di dalam fasilitas tersebut, sehingga mengurangi kebutuhan akan pembilasan air bersuhu tinggi. Menjaga kadar ozon yang tepat saat pengisian botol sangatlah penting. Kadar ozon yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rasa sisa pada botol, sementara kadar yang terlalu rendah dapat memungkinkan bakteri yang tersembunyi di dalam air, di dinding plastik, atau pada alat penutup dapat mengkontaminasi seluruh produk. International Bottled Water Association merekomendasikan penggunaan ozon antara 1,0 hingga 2,0 mg/L selama 4 hingga 10 menit untuk desinfeksi yang aman, menjaga residu ozon sekitar 0,1 hingga 0,4 ppm selama pembotolan untuk tambahan keamanan pada botol dan penutupnya.
Ozon terus menyediakan solusi yang aman, andal, dan hemat biaya untuk pengolahan air, khususnya air minum. Ozon efektif saat digunakan bersama dengan teknologi reverse osmosis dan nanofiltrasi atau ultrafiltrasi untuk menghilangkan prekursor organik dan anorganik seperti bromida sebelum penerapan ozon. Dengan konfigurasi ini, 99% bahan organik alami seperti lignin, humat, dan asam fulvat dapat dihilangkan, mengurangi jumlah ozon yang diperlukan untuk desinfeksi air
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.wwdmag.com/wastewater-treatment/article/10917519/ozone-for-bottled-water
- https://www.socotec.co.uk/media/faqs/faqs-ozone-water-treatment#:~:text=How%20long%20does%20Ozone%20last,half%20within%20this%20time%20period
Baca Juga:
- Temukan Solusi Terbaik Pengolahan Air di ALLPACK 2025 Bersama YUKI Water Treatment
- Musim Lembab Datang, Waspadai Gangguan Pernapasan Pada Ayam!
- Solusi Sterilisasi Air untuk Kualitas Produksi dan Packaging yang Lebih Higienis di ALL PACK Indonesia 2025
- YUKI Water Treatment di Banyuwangi Shrimp Fair 2025: Solusi Air untuk Budidaya Udang Berkelanjutan
- Jangan Lengah! Riset Membuktikan TDS Tinggi Menurunkan Performa Ternak