Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Tanpa makanan manusia dapat bertahan hidup hingga satu minggu, namun tanpa minum manusia hanya dapat bertahan hingga 3 hari saja. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan air minum sangat penting untuk diperhatikan. Dalam era modern ini, masyarakat memiliki sumber yang berbeda-beda untuk kebutuhan air minum seperti dengan memasak, air minum kemasan, hingga air galon isi ulang. Dari berbagai sumber tersebut, air galon isi ulang menjadi yang paling banyak digunakan karena praktis dengan harga terjangkau.

Di balik sifat praktis dan ekonomis, ternyata penggunaan air galon isi ulang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan pada sejumlah daerah ditemukan beberapa depot air isi ulang tidak lolos uji standar air minum. Seperti penelitian yang dilakukan oleh FMIPA Universitas Negeri Jakarta pada 16 sampel depot air isi ulang di kelurahan Jagakarsa, Srengseng Sawah, Tanjung Barat, Ciganjur, Cipedak, dan Lenteng Agung. Ironinya dari 16 sampel yang dilakukan uji penelitian, hanya 1 sampel yang dinyatakan lolos uji standar air minum. Pasalnya 15 sampel positif mengandung Coliform, sementara dua di antaranya juga turut mengandung bakteri E. coli.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Universitas Andalas dengan mengambil 12 sampel depot air isi ulang di Kelurahan Lubuk Buaya. Empat dari dua belas sampel penelitian yang dilakukan terbukti tidak memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 karena mengandung bakteri Coliform. Sementara satu di antaranya juga terdeteksi mengandung bakteri E. coli. Adapun beberapa dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan usai mengonsumsi air minum yang mengandung E. coli antara lain adalah perut kram, diare, demam, hingga muntah. Dari fenomena ini, dapat disimpulkan dalam memilih depot air isi ulang harus diperhatikan secara cermat depot mana yang benar-benar telah lolos uji kelayakan standar air minum. Salah satu hal yang dapat dipastikan adalah adanya sertifikat uji standar air minum atau tidak. 

Jika hal tersebut cukup merepotkan untuk dilakukan, Anda tidak perlu khawatir karena YUKI Water Treatment selalu memiliki solusi untuk setiap permasalahan air Anda. Untuk sterilisasi kebutuhan air minum, YUKI memiliki Luminor yang mampu mensterilisasi mikroba di dalam air seperti Coliform dan E. coli hingga 99,9%. Sehingga dengan menggunakan Luminor, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan keberadaan bakteri Coliform dan E. Coli di dalam air minum. Bahkan Anda juga tidak perlu lagi repot-repot angkat galon, cukup mengambil air minum dari keran. Pemasangan Luminor sendiri memiliki dua pilihan yakni dipasang pada satu titik keran atau pada titik sentral yang dapat dialirkan ke seluruh rumah.

Selain sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet, YUKI mempunyai solusi lain untuk air minum yaitu menggunakan sistem reverse osmosis atau yang biasa dikenal dengan air RO. Dibanding jenis air minum lainnya, air RO dipercaya lebih baik untuk kesehatan karena kandungan mineral di dalamnya yang rendah. Untuk air RO sendiri, YUKI memiliki solusi berupa Prestige 2 yang dapat membuat Anda dapat langsung mengambil air minum dari keran. Selain itu, untuk versi mirip dispenser terdapat Prestige 0 yang tidak hanya dilengkapi sistem reverse osmosis, melainkan juga menghasilkan air hidrogen dengan pilihan enam suhu yang berbeda. Dengan menggunakan berbagai solusi dari YUKI, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan keberadaan bakteri maupun virus di air minum Anda. Lindungi keluarga dengan air minum steril dari mikroorganisme berbahaya untuk investasi kesehatan jangka panjang.

Sumber:

  • Muzajjanah, Rustam, Y., Rachmawati, R. (2016). DETEKSI BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG YANG DISTERILISASI ULTRAVIOLET DI WILAYAH KECAMATAN JAGAKARSA. Jakarta: Biologi UNJ Press
  • Afrisetiawati, R., Erly, Endrianaldi. (2016). Identifikasi Bakteri Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi DAMIU di Kelurahan Lubuk Buaya Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. http://jurnal.fk.unand.ac.id  

Baca Juga: