Handuk memiliki fungsi utama sebagai pengering saat kita selesai mandi, cuci tangan, atau cuci muka maupun berbagai aktivitas lainnya. Akibatnya handuk menjadi media yang cukup rentan bagi bakteri maupun virus untuk berkembang biak. Oleh karena itu, handuk harus sering dicuci untuk meminimalisir menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan virus yang membahayakan untuk kesehatan.
Sementara itu, pada umumnya orang mencuci handuk setiap satu minggu sekali atau bahkan satu bulan sekali. Meskipun serat-serat handuk terlihat masih bersih, namun hal tersebut menjadi tempat yang tepat untuk mikroba berkembang, terlebih handuk sering dalam kondisi yang lembab.
Melansir dari situs msn.com, seorang profesor biologi dan wakil direktur Pusat Higiene dan Kesehatan di Rumah dan Komunitas Simmons University di Boston, AS bernama Elizabeth Scott menyebutkan bahwa mikroba yang berada di handuk kemungkinan besar berasal dari manusia.
Adapun beberapa bakteri yang biasa ditemukan pada handuk adalah Staphylococcus dan Escherichia coli yang mana bakteri tersebut biasa ditemukan di saluran pencernaan manusia. Penelitian juga menunjukkan virus papilloma yang menjadi penyebab kutil dan verrucae rentan berkembang di handuk melalui kontak dengan handuk orang lain.
Bakteri yang berkembang di handuk dapat berasal dari berbagai sumber. Bakteri tersebut dapat berasal dari tubuh manusia karena tidak dapat dipungkiri bahwa kulit manusia dihinggapi berbagai jenis mikroba yang dapat dengan mudah berpindah ke handuk saat digunakan. Selain itu, penyebaran juga dapat berasal dari jamur, bakteri, atau virus yang berada di udara sehingga dapat dengan mudah mengontaminasi handuk ketika dijemur.
Salah satu sumber penyebaran penyakit pada handuk yang jarang disadari adalah berasal dari air yang digunakan untuk mencuci handuk. Air yang terkandung bakteri ataupun mikroba lainnya dapat tertinggal di antara sela-sela serat handuk. Oleh karena itu selain frekuensi mencuci handuk, air yang digunakan untuk mencuci handuk juga harus diperhatikan.
Menurut Elizabeth Scott, pencucian handuk memerlukan suhu yang lebih panas sekitar 40-60oC serta waktu pencucian yang lebih lama dibanding jenis kain lainnya yang bertujuan untuk menghilangkan bakteri yang terdapat pada serat-serat handuk. Namun, jangan lupa pastikan bahwa Anda mencuci handuk dengan menggunakan air steril yang telah terbebas dari mikroorganisme berbahaya. Lantaran jika Anda mencuci handuk dengan menggunakan air yang tidak steril, maka bakteri yang mengalir dari air akan tertinggal pada serat-serat handuk.
YUKI sebagai solution provider, dapat membantu Anda memastikan bahwa air yang digunakan untuk mencuci handuk telah steril. Dengan menggunakan Luminor UV-C System, Anda tidak perlu khawatir air yang digunakan untuk mencuci handuk mengandung mikroorganisme. Luminor dilengkapi dengan teknologi UV-C yang mampu membunuh mikroorganisme di dalam air hingga 99,9%, sehingga efektif digunakan untuk disinfeksi air. Nantinya air tidak hanya dapat digunakan untuk mencuci handuk saja, melainkan juga dapat digunakan untuk aktivitas lainnya seperti mencuci piring, mencuci buah dan sayur, sikat gigi, hingga cuci. Dengan begitu, segala aktivitas Anda yang berkaitan dengan air menjadi lebih aman dan nyaman.
Baca Juga:
- Temukan Solusi Terbaik Pengolahan Air di ALLPACK 2025 Bersama YUKI Water Treatment
- Musim Lembab Datang, Waspadai Gangguan Pernapasan Pada Ayam!
- Solusi Sterilisasi Air untuk Kualitas Produksi dan Packaging yang Lebih Higienis di ALL PACK Indonesia 2025
- YUKI Water Treatment di Banyuwangi Shrimp Fair 2025: Solusi Air untuk Budidaya Udang Berkelanjutan
- Jangan Lengah! Riset Membuktikan TDS Tinggi Menurunkan Performa Ternak