Air minum merupakan salah satu faktor terpenting dalam menunjang kesehatan dan performa unggas. Namun, kualitas air yang tidak sesuai standar terutama air sadah atau hard water dapat menjadi sumber masalah serius di peternakan. Air sadah ditandai dengan tingginya kandungan mineral terlarut, terutama kalsium dan magnesium, serta biasanya memiliki pH yang bersifat alkali. Meski tampak jernih, air jenis ini membawa dampak buruk secara teknis maupun biologis di kandang.
Salah satu dampak paling umum dari air sadah adalah munculnya kerak putih (limescale) di sistem saluran air seperti nipple drinker. Kerak ini bukan hanya menyumbat aliran air, tetapi juga memicu terbentuknya biofilm lapisan tipis yang menjadi tempat berkembangnya bakteri patogen. Akibatnya, aliran air menjadi tidak stabil, ayam kesulitan minum, dan risiko infeksi meningkat. Selain itu, kandungan magnesium yang tinggi dapat menyebabkan kotoran ayam menjadi lebih cair, menciptakan kondisi litter yang basah. Litter basah ini sangat disukai bakteri dan jamur, serta meningkatkan risiko terjadinya pododermatitis atau luka pada kaki ayam.
Tak hanya itu, air sadah juga memengaruhi efektivitas obat dan vitamin yang diberikan melalui air minum. Kandungan mineral dapat mengganggu kelarutan zat aktif dalam obat, sehingga pengobatan menjadi kurang efektif. Sementara itu, pH air yang tinggi (di atas 7) membuat suasana saluran cerna ayam menjadi terlalu alkali, yang berpotensi mengganggu keseimbangan mikroflora dan membuka celah bagi pertumbuhan patogen di usus.
Untuk mengatasi berbagai dampak ini, YUKI Water Treatment menawarkan solusi berbasis teknologi filtrasi dan disinfeksi. Salah satunya adalah penggunaan water softener, yaitu media filtrasi khusus yang berfungsi menurunkan kandungan kalsium dan magnesium dalam air. Dengan air yang sudah dilunakkan, endapan kerak dapat dicegah, sistem distribusi air tetap lancar, dan risiko gangguan pencernaan berkurang. Selain itu, YUKI juga menyarankan penggunaan disinfeksi UV-C setelah proses filtrasi untuk memastikan air benar-benar steril dan bebas dari bakteri berbahaya seperti E. coli atau Salmonella.
Dalam beberapa kasus, peternak juga dapat melakukan pembersihan sistem pipa dan nipple menggunakan larutan kimia seperti hydrogen peroxide, terutama pada masa turnaround (pergantian siklus ayam). Prosedur ini membantu melarutkan kerak dan membasmi biofilm yang mungkin terbentuk selama masa pemeliharaan.
Kesimpulannya, air sadah bukan hanya masalah teknis, melainkan juga berdampak langsung pada performa ternak dan efisiensi produksi. Dengan penanganan yang tepat melalui sistem filtrasi dan desinfeksi yang terintegrasi, peternakan unggas dapat meminimalkan risiko tersebut dan menjaga produktivitas tetap optimal. YUKI siap membantu menyediakan solusi lengkap yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan farm Anda.
Baca Juga:
- Keracunan MBG Marak Terjadi, Sudahkah Air yang Digunakan Bebas Kontaminan?
- Waspada! Air Sumur Bisa Jadi Sumber Penyakit Ternak, Ini Penjelasannya
- YUKI Water Treatment & FARM 2025: Bersama Membawa Solusi Air untuk Industri Udang yang Lebih Sehat
- Masalah Air Peternakan Tinggi Besi? Jangan Bingung, Ada Teknologi Filtrasi yang Bisa Jadi Solusi
- 4 Tanda Cafe/Restoran Anda Membutuhkan Filter UF Segera