Di penghujung tahun 2023, Indonesia telah mengalami beberapa tantangan dalam bidang kesehatan. Mulai dari lonjakan kasus COVID-19, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang diakibatkan oleh polusi udara, hingga penyakit yang biasanya mengintai menjelang akhir tahun seperti diare, batuk pilek, flu, dan tifus.

Lingkungan yang lembab dan bersuhu rendah juga turut berpotensi mendatangkan virus serta bakteri untuk berkembang biak. Oleh karena itu, diperlukan adanya tindakan preventif untuk menjaga Anda dan keluarga dari bahaya penyakit yang kerap muncul kapan saja. Berikut ini beberapa penyakit yang pernah terjadi di tahun 2023 serta cara pencegahannya:

1. Lonjakan Kasus COVID-19.

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona (SARS-CoV-2). Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyebutkan situasi Covid-19 di Indonesia pernah mengalami peningkatan kasus sejak pekan ke-41 atau periode 8-14 Oktober 2023. Peningkatan ini didominasi oleh subvarian mulai dari Omricon, hingga EG.5. Selain itu, peyebaran virus dalam menginfeksi manusia lebih baik dan mampu menyebar lebih cepat dibanding virus corona yang menyebabkan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Risiko penularan Covid-19 dapat meningkat jika berada di lingkungan yang ramai serta memiliki ventilasi buruk. Hal ini disebabkan virus corona dapat berpindah antar manusia melalui partikel pernapasan yang terinfeksi dalam bentuk droplet maupun partikel. Pada ruangan berventilasi buruk, partikel yang terinfeksi dapat tetap melayang di udara. Karena itu, pastikan rumah Anda memiliki ventilasi yang baik untuk menjaga serta meningkatkan kualitas udara.

Memiliki ventilasi yang baik bukan merupakan tindakan satu-satunya untuk menjaga keluarga Anda dari paparan virus Covid-19. Ellipse merupakan teknologi disinfeksi udara yang mengalirkan udara pada ruangan ke dalam tabung, yang kemudian didisinfeksi menggunakan sinar ultraviolet C (UVC). Ellipse membantu meningkatkan sirkulasi udara di dalam ruangan, sebab sirkulasi udara dapat menurunkan potensi penyebaran wabah penyakit yang dapat menyebar melalui udara.

2. Penyakit Infeksi Pernapasan Akibat Polusi Udara

Pada pertengahan 2023, beberapa kota di Indonesia khususnya DKI Jakarta dan sekitarnya dilanda polusi udara yang menyebabkan kasus ISPA merebak. Tak sedikit masyarakat yang mengalami batuk, sakit tenggorokan, sesak napas, dan lain-lain akibat efek dari polusi udara. Dalam jangka panjang, Dokter Spesialis Paru, dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, SpP (K) yang dikutip dari Okezone mengungkapkan polusi udara bisa menjadi salah satu dari sepuluh pemicu terjadinya kanker paru.

Kemenkes juga menjelaskan akibat adanya polusi udara terdapat dampak serius terhadap kesehatan khususnya pada penyakit gangguan pernapasan. Selain itu, Kemenkes juga menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan polusi udara, salah satunya dengan menggunakan penjernih udara dalam ruangan.

Salah satu produk dari Yuki Water Treatment yaitu Micromax Ozotech Air Sterilizer yang berfungsi sebagai disinfeksi ruangan, mampu menetralisir berbagai jamur, bakteri, maupun virus yang ada pada ruangan, dinding, plafon, dan lainnya. Tak hanya itu, Micromax Ozotech Air Sterilizer juga mampu menghilangkan bau yang tidak menyenangkan seperti bau amis, rokok, tembakau, hewan, dan lain sebagainya, serta dapat meningkatkan sanitasi ruangan dengan mengurangi kehadiran hama seperti kecoa, tikus, serangga, nyamuk, lalat, dan lainnya.

Penggunaan ozon dalam produk ini telah terbukti efektif, hemat dan ramah lingkungan dibanding produk sanitasi konvensional lainnya karena proses ozonisasi tidak meninggalkan residu kimia pada permukaan bahan makanan.

3. Penyakit Akibat Musim Hujan

Di penghujung tahun, biasanya cuaca di Indonesia akan cenderung hujan. Kondisi ini perlu diwaspadai mengingat cuaca pada musim hujan kemungkinan mendatangkan penyakit tertentu. Bahkan menimbulkan risiko penularan yang lebih besar melalui nyamuk, air, udara, dan makanan yang terkontaminasi. Saat musim hujan, sistem kekebalan tubuh seseorang akan melemah dan bisa menyebabkan banyak penyakit yang ditularkan melalui air.

Pergantian musim hujan ini membuat tubuh rentan terkena penyakit tifus, akibat adanya konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella Typhi. Dilansir dari World Health Organization (WHO), bakteri ini menyebar melalui makanan atau air yang tercemar. Hal ini disebabkan masyarakat yang minim akses terhadap air minum yang aman atau sanitasi yang memadai.

Salah satu tindak pencegahan yang dapat meminimalisir kontaminasi bakteri, virus, maupun jamur pada air dengan memanfaatkan produk Prestige Zero, sebuah produk penyaringan air yang bersifat portable dengan mengkombinasikan teknologi Reverse Osmosis (RO) dan teknologi elektrolisis untuk menghasilkan air hidrogen yang berperan dalam pencegahan serta penyembuhan berbagai penyakit.

Produk ini merupakan generasi terbaru dari Italia yang memiliki konsep direct flow dan berdesain ramping. Berbeda dengan sistem RO konvensional lainnya, air minum dari Presitge tidak perlu ditampung terlebih dahulu sebab Prestige mampu menghasilkan 1,5 liter air minum per-menit. Sebaliknya, sistem RO konvensional umumnya membutuhkan tempat penampungan air karena hanya memiliki flow rate sekitar 0,3 liter per-menit. Oleh sebab itu, air menjadi tidak aman diminum sebab beresiko terkontaminsi oleh kuman pada saat penampungan.