Pencemaran air menjadi salah satu masalah lingkungan yang makin mendesak di seluruh dunia. Air yang tercemar dapat membahayakan kesehatan manusia, makhluk hidup lain, serta mengganggu ekosistem secara keseluruhan. Dalam memastikan kualitas air yang layak untuk dikonsumsi maka proses yang umum digunakan yaitu dengan mendesinfeksi air menggunakan senyawa kimia seperti klorin ataupun peroksida. Meskipun desinfeksi memiliki peran yang sangat penting untuk mengurangi patogen pada air, penggunaan senyawa kimia untuk tujuan ini akan menghasilkan produk samping yang berbahaya dan berpotensi mencemari air lebih lanjut. 

Senyawa kimia yang sering digunakan yaitu klorin dan peroksida (H2O2). Klorin dinilai efektif dalam membunuh banyak patogen, namun ketika klorin bereaksi dengan senyawa organik yang ada pada air baku maka akan membentuk senyawa klor organik. Untuk senyawa lain yang sering digunakan selain klorin yaitu hidrogen peroksida (H2O2) yang digunakan untuk mengoksidasi mikroorganisme, namun sama dengan klorin, senyawa ini juga dapat bereaksi dengan bahan organik dalam air yang dapat menghasilkan senyawa sampingan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Beberapa produk samping yang dapat terbentuk dari desinfeksi dengan menggunakan senyawa kimia terutama klorin yaitu trihalometan, senyawa ini terbentuk ketika klorin bereaksi dengan bahan organik yang mengandung karbon. Dalam sebuah studi yang telah dilakukan, diketahui bahwa trihalometan yang terdapat dalam air minum yang terklorinasi dapat menyebabkan peningkatan resiko kanker kandung kemih dan saluran pencernaan. Salah satu jenis trihalometan yang sudah lama dikenal karsinogen bagi manusia yaitu kloroform. Selain membentuk trihalometan klorin yang ditambahkan ke dalam air untuk desinfeksi juga dapat berpotensi untuk membentuk asam haloasetat. Asam haloasetat terbentuk akibat reaksi antara bahan organik seperti asam humat yang merupakan produk dekomposisi bahan organik dari tumbuhan yang sering terdapat dalam air dapat menyebabkan gangguan endokrin. 

Reaksi antara hidrogen peroksida dengan bahan organik yang ada di air akan menghasilkan radikal bebas seperti radikal hidroksil (•OH), radikal hidroksil ini kemudian akan memecah senyawa organik yang ada di dalam air atau berinteraksi dengan senyawa anorganik untuk membentuk produk samping yang berbeda. Beberapa produk samping yang dapat terbentuk salah satunya yaitu peroksidasi senyawa aromatik seperti benzena dan turunannya. Proses ini akan menghasilkan peroksida aromatik yang dapat berpotensi mengakibatkan kanker apabila dalam jumlah tinggi. 

Meskipun desinfeksi air dengan menggunakan senyawa kimia seperti klorin dan hidrogen peroksida efektif dalam membunuh patogen dan untuk memastikan ketersediaan air bersih, penggunaan bahan kimia memiliki risiko terbentuknya produk samping seperti trihalometan, asam haloasetat, dan peroksida aromatik yang memiliki potensi untuk membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu penting untuk terus mengeksplorasi dan mengembangkan teknologi yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan untuk menjaga kualitas air tanpa menambah beban pencemaran atau risiko kesehatan seperti teknologi yang sekrang sering dipakai yaitu dengan sterilisasi menggunakan sinar Ultraviolet.

Baca Juga: