Udang vaname merupakan komoditas unggulan dalam budidaya perikanan. Hal ini terjadi karena selain harganya kompetitif sistem produksinya juga dapat dilakukan secara masal dengan padat tebar tinggi. Udang merupakan hewan aquatic di mana kehidupannya jelas tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan perairan. Walaupun dinilai sebagai varietas unggul, tetapi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses budidaya seperti kualitas air, padat tebar dan pemberian pakan. Padat tebar yang tinggi membuat jumlah pakan yang diberikan akan besar. Di samping itu, pakan yang diberikan dan tidak dikonsumsi oleh udang dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Pakan yang dikonsumsi oleh udang berkisar 40% dan sisanya dibuang dalam bentuk residu pakan, serta fases.
Kualitas air kolam sangat mempengaruhi pertumbuhan biota yang dibudidayakan. Kualitas air yang baik sesuai standar budidaya akan mendukung pertumbuhan yang optimal. Sebaliknya, kualitas air yang buruk berdampak pada kurang optimalnya pertumbuhan udang dan menyebabkan stress karena menurunnya nafsu makan. Sehingga dalam usaha budidaya perikanan penting untuk mempertahankan daya dukung lingkungan untuk menghindari kegagalan panen.
Untuk menghasilkan komoditas udang yang unggul, maka proses pemeliharaan harus memperhatikan aspek eksternal mencakup kualitas budidaya, teknologi yang digunakan, serta pengendalian hama dan penyakit. Kualitas air dalam penelitian Supono M, dkk (2019) menyatakan, kualitas air yang baik untuk budidaya udang yaitu pada suhu optimal berkisar antara 24-31°C, pH optimum sekitar 7,5-8,5, kadar DO > 4 mg/l dan salinitas 26-32 ppt. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan kualitas air agar tetap sesuai dengan standar kualitas budidaya udang.
Kualitas air budidaya udang bersifat dinamis dan berfluktuasi sepanjang waktu. Permasalahan yang terjadi pada budidaya udang saat ini adalah timbulnya serangan penyakit sehingga mengakibatkan turunnya produksi udang. Selain itu, kualitas air yang buruk diakibatkan oleh sisa pakan dan kotoran dari udang, serta kanibalisme pada saat molting. Oleh karena itu, manajemen dan monitoring pemeliharaan secara pasti dan tepat diperlukan. Saat ini, monitoring kualitas air sering dilakukan secara manual dengan cara teknisi atau asisten teknisi memantau secara langsung dilapangan dengan waktu yang sudah ditentukan, namun terdapat beberapa kendala jarak dan waktu pemantauan, dikarenakan tidak setiap harinya parameter kualitas air dipantau secara lengkap dan real-time.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka perlu adanya suatu sistem monitoring yang mampu mengatasi permasalahan kualitas air tersebut secara berkala sehingga budidaya udang dapat berjalan dengan baik. Sistem monitoring ini diperlukan untuk membantu menjaga tingkat kehidupan dan pertumbuhan udang tambak dengan memberikan peringatan dini mengenai perubahan kualitas air secara langsung yang ditujukan ke pemilik tambak/teknisi lapangan apabila kualitas air di tambak udang sedang dalam kondisi tidak optimal. Oleh karena itu, Yuki Water Treatment memberikan solusi sistem monitoring atau pemantauan bernama LIQUISENS yang mampu menjembatani permasalahan tersebut melalui Sistem Monitoring Kualitas Air Berbasis Internet of Things.
Internet of Things atau IoT merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung dengan sensor secara terus-menerus. Konsep ini mempunyai kemampuan seperti berbagi data dengan menggunakan remote control kepada prototype yang telah dirancang. Komponen mikrokontroler yang telah dirancang akan bekerja dan tersambung dengan jaringan internet lokal dan global. Prototype tersebut berupa sensor, sehingga dapat memantau data secara real-time melalui internet lokal.
Prinsip kerja sistem ini adalah mining data melalui sensor yang terpasang dalam kolam melaui sistem embedded. Data yang telah tersimpan pada cloud computing system kemudian dikirim pada smartphone sehingga dapat dipantau melalui smartphone teknisi budidaya udang. Pada sistem monitoring tersebut akan dilengkapi dengan sistem analisa kualitas air pada budidaya berikutnya. Sistem ini juga dilengkapi dengan peringatan adanya perubahan kondisi air yang akan mengirimkan notifikasi ke smartphone pengguna sehingga kemudian dapat ditindaklanjuti agar kondisi air kembali optimal.