Gempa bumi merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini terjadi karena posisi Indonesia berada di pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Laut Filipina. Seperti baru-baru ini kembali terjadi gempa di Provinsi Banten, tepatnya di wilayah Bayah dengan kekuatan sebesar 5,7 SR. Gempa yang memiliki kedalaman 10 meter tersebut sampai dikabarkan terasa sampai Jakarta.
Sama halnya dengan bencana alam lainnya, terjadinya gempa bumi juga menghasilkan sejumlah dampak pada alam, seperti terganggunya sumber air bersih. Melansir dari situs Universitas Gadjah Mada, salah satu dampak dari terjadinya gempa adalah menyebabkan kekeringan pada wilayah terdampak. Menurut Tjahyo N. Adji, S.Si., M.Sc. Tech selaku dosen Geografi UGM, kekeringan pascagempa dapat terjadi akibat dari tekanan atau gencetan terhadap material akuifer disatu sisi, sedangkan di sisi lain mengalami kenaikan elevasi akuifer. Sementara tinggi muka air tanah tetap, sehingga terkesan mengalami penurunan muka air tanah. Selain itu, terdapat faktor lain seperti kemungkinan adanya retakan baru besar yang menyebabkan air tanah bocor.
Selain menimbulkan kemungkinan adanya kekeringan, gempa juga dapat menyebabkan gangguan air bersih lain dikarenakan beberapa hal. Seperti yang terjadi pada gempa bumi di Cianjur beberapa waktu yang lalu. Kebutuhan air bersih warga yang terdampak gempa menjadi tergangggu akibat sejumlah pipa PDAM tergeser seperti yang diungkapkan oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat yang berlaku saat kejadian.
Namun ternyata permasalahan air di Cianjur usai gempa tidak berhenti pada pipa PDAM yang tergeser, melainkan terjadinya longsor efek dari gempa menyebabkan saluran air bersih tertimbun longsor. Akibatnya warga Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur kesulitan mendapatkan air bersih. Tertimbunnya saluran air bersih oleh reruntuhan longsor membuat air bersih tercampur dengan berbagai hal yang berada di tanah, sehingga menyebabkan air mengandung berbagai zat yang tidak diinginkan. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya solusi untuk mengubah air menjadi air bersih kembali.
Contohnya adalah dengan melakukan filtrasi pada air yang terdampak, sehingga zat-zat yang tidak diperlukan dapat tersaring dan menghasilkan air bersih. Seperti solusi yang dimiliki oleh Yuki Water Treatment yakni Enpress Vortech Inside (EVI) yang merupakan produk filter air dengan berbagai pilihan media yang disesuaikan dengan kondisi permasalahan air. EVI juga dilengkapi dengan teknologi Vortech yang mampu mengurangi penggunaan air hingga 30% saat backwash.
Baca Juga:
- Beralih dari Usaha Budidaya Udang Konvensional Menuju ke Budidaya Udang Modern
- Khawatir Terancam Gagal Panen Akibat Musim Hujan? Tenang, Lakukan Ini Pada Tambak Anda
- Musim Hujan Telah Tiba, Ini yang Harus Petambak Lakukan untuk Optimalkan Budidaya
- After-sales Service EVI dan Luminor UV-C System untuk Menjaga Keoptimalan Kualitas Air di Peternakan
- Solusi YUKI untuk Peternakan Ayam Broiler di Pegunungan Kapur Citatah, Bandung Barat