Perubahan iklim saat ini menjadi fenomena yang sangat berdampak pada berbagai sektor usaha secara global. Meskipun Indonesia adalah negara tropis yang seharusnya dapat dengan mudah memprediksi cuaca, namun sekarang hal itu menjadi sulit terprediksi akibat fenomena perubahan iklim. Terlebih saat ini perubahan iklim memunculkan fenomena La Nina dan El Nino.
La Nina terjadi karena adanya peningkatan suhu permukaan air laut di wilayah barat dan timur Samudera Pasifik, kemudian ditandai oleh intensitas curah hujan yang sangat tinggi dengan durasi cukup lama dalam 1 tahun. Sedangkan El Nino disebabkan adanya perubahan suhu permukaan air laut di wilayah tengah Samudera Pasifik dan kemudian dapat mengakibatkan kekeringan panjang.
Salah satu lini usaha yang terdampak perubahan iklim yaitu budidaya udang. Terlihat pada berbagai pemberitaan bahwa pada September hingga Oktober 2023 pada beberapa wilayah terdampak El Nino. Efek yang paling terasa bagi petambak yaitu minimnya ketersediaan sumber air untuk budidaya. Sedangkan fenomena La Nina, menurut BMKG, terjadi dari tahun 2020 hingga akhir 2022. Saat terjadi La Nina, petambak disarankan untuk memperkokoh pematang tambak guna menghadapi curah hujan yang tinggi.
Air sebagai media dalam budidaya udang tentu tidak terlepas dari pengaruh perubahan iklim. Parameter kualitas air yang sangat berkaitan dengan perubahan iklim adalah suhu, di mana parameter suhu akan mempengaruhi parameter yang lain, seperti pertumbuhan, konsumsi oksigen, konsumsi pakan, dan imun.
Pada saat El Nino, suhu tambak akan sangat tinggi. Metabolisme udang semakin meningkat dan pastinya konsumsi pakan juga meningkat. Namun sayangnya, pakan yang diberikan lebih banyak tetapi tidak terserap karena digunakan untuk metabolisme dan aktivitas udang yang meningkat akibat suhu yang naik.
Saat La Nina, suhu akan cenderung turun. Suhu rendah dapat menyebabkan udang stres, bahkan dapat menyebabkan kematian. Suhu rendah juga dapat membuat imunitas udang menjadi lemah sehingga rentan terserang penyakit.
Monitoring kualitas air perlu dilakukan secara rutin sebagai tindakan pencegahan, seiring dengan fenomena perubahan iklim. Hal tersebut dimaksudkan agar petambak dapat segera melakukan langkah tindakan menyikapi perubahan yang terjadi. Maka dari itu, perlu adanya solusi terbaik untuk monitoring kualitas air.
Yuki Water Treatment hadir menawarkan solusi mutakhir yang dapat membantu untuk terus memantau kualitas air secara realtime dan nonstop bernama LIQUISENS.
LIQUISENS adalah alat pengecekan empat parameter kualitas air yang utama untuk budidaya. LIQUISENS diaplikasikan langsung di kolam Anda dan bekerja dengan cara menujukkan hasil yang langsung keluar dalam bentuk notifikasi di ponsel petambak secara realtime. Jika terjadi perubahan kualitas air secara drastis. LIQUISENS juga akan memberikan solusi atau saran tindakan yang harus dilakukan agar petambak segera menindaklanjuti perubahan kualitas air yang fluktuatif sehingga dapat meminimalisir bahaya bagi proses budidaya.
Baca Juga:
- Beralih dari Usaha Budidaya Udang Konvensional Menuju ke Budidaya Udang Modern
- Khawatir Terancam Gagal Panen Akibat Musim Hujan? Tenang, Lakukan Ini Pada Tambak Anda
- Musim Hujan Telah Tiba, Ini yang Harus Petambak Lakukan untuk Optimalkan Budidaya
- After-sales Service EVI dan Luminor UV-C System untuk Menjaga Keoptimalan Kualitas Air di Peternakan
- Solusi YUKI untuk Peternakan Ayam Broiler di Pegunungan Kapur Citatah, Bandung Barat