Sama halnya dengan manusia, komponen penyusun terbesar pada tubuh ayam juga didominasi oleh air, terdapat 60% – 85% tubuh ayam didominasi oleh air. Ayam mampu bertahan 15-20 hari tanpa ransum, namun tanpa air ayam hanya dapat bertahan selama 2-3 hari saja. Dari fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa air memiliki peranan penting untuk ayam, sehingga air minum ayam khususnya ayam ternak harus tercukupi dengan baik. Kuantitas konsumsi air minum ayam dapat menjadi indikasi kesehatan ayam terhadap baik atau buruknya praktek manajemen pemeliharaan.
Kualitas air minum ayam yang buruk dapat terlihat ketika konsumsi air minum ayam turun, hal ini dapat terjadi karena berbagai penyebab, namun yang paling umum karena ayam terjangkit penyakit. Penurunan konsumsi air minum ayam juga turut berdampak pada penurunan konsumsi makanan yang akan mempengaruhi produktivitas ayam. Sementara itu, sejauh ini kualitas air di lingkungan peternakan tidak terlalu baik.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian tim Technical Education and Consultasion Medion yang menemukan bahwa selama tiga tahun terakhir (2015 – 2017), lebih dari 90% sampel air di peternakan bermasalah. Sedangkan masalah utamanya adalah kontaminasi bakteri E. coli di air pada peternakan. Bahkan menurut data Medion Laboratory pada tahun 2017, hampir 50% sampel air di peternakan Indonesia positif mengandung bakteri E. coli. Adapun beberapa daerah yang menjadi sampel beserta presentasi kontaminasi E. coli sebagai berikut, Jawa (46.61%), Kalimantan (68.18%), Sumatera (51.54%), dan Sulawesi (70.83%).
Pencemaran E. coli dapat berasal dari feses atau kotoran ayam, sedangkan dalam tiap gram feses dapat mengandung sekitar 106 bakter E. coli. Akibat dari kontaminasi bakteri E. coli pada air minum ternak dapat menyebabkan resiko terjangkitnya penyakit kalibasilosis. Oleh karena itu, diperlukan tindakan preventif untuk mencegah ayam terhindar dari penyakit kolibasilosis yang dapat menimbulkan kerugian dan menurunnya hasil ternak. Solusi disinfeksi air yang tidak menimbulkan dampak buruk dan residu berbahaya diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini.
Luminor BLACKCOMB menjadi solusi efektif dan efisien untuk disinfeksi air minum bagi ternak. Berbeda dengan disinfeksi konvensional yang menggunakan bahan kimia, Luminor BLACKCOMB mendisinfeksi dengan teknologi sinar ultraviolet C (UV-C) yang efektif membunuh mikroorganisme hingga 99,9% tanpa meninggalkan residu berbahaya. Dengan air minum yang steril, ternak dapat terhindar dari ancaman penyakit. Sehingga produktivitas peternakan tetap terjaga dan mencegah kerugian yang diakibatkan penyebaran penyakit pada ternak.
Baca Juga:
- Beralih dari Usaha Budidaya Udang Konvensional Menuju ke Budidaya Udang Modern
- Khawatir Terancam Gagal Panen Akibat Musim Hujan? Tenang, Lakukan Ini Pada Tambak Anda
- Musim Hujan Telah Tiba, Ini yang Harus Petambak Lakukan untuk Optimalkan Budidaya
- After-sales Service EVI dan Luminor UV-C System untuk Menjaga Keoptimalan Kualitas Air di Peternakan
- Solusi YUKI untuk Peternakan Ayam Broiler di Pegunungan Kapur Citatah, Bandung Barat