Musim hujan sering membawa perubahan signifikan pada kualitas air, terutama karena limpasan air hujan yang membawa berbagai polutan dari permukaan tanah. Air hujan yang mengalir ke sungai dan waduk sering kali mengandung bahan kimia, limbah rumah tangga, serta sedimen yang menyebabkan air baku menjadi lebih keruh dan sulit diolah. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pengelola air bersih yang harus bekerja ekstra untuk menjaga kualitas air agar tetap layak dikonsumsi.

Salah satu perubahan yang paling mencolok selama musim hujan adalah meningkatnya tingkat kekeruhan air. Partikel-partikel tanah, lumpur, dan sampah yang terbawa oleh air hujan membuat air lebih sulit diolah dengan metode standar. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melaporkan bahwa selama musim hujan, tingkat kekeruhan air dapat meningkat hingga tiga kali lipat, sehingga diperlukan langkah pengolahan tambahan seperti koagulasi untuk menyaring partikel tersuspensi.

Selain kekeruhan, musim hujan juga meningkatkan risiko masuknya polutan kimia dari aktivitas pertanian dan penggunaan pestisida. Hujan yang deras dapat mencuci zat-zat berbahaya seperti nitrat dan fosfat ke dalam sumber air minum, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Selain itu, kontaminasi oleh limbah organik, seperti kotoran hewan dan limbah rumah tangga, memperburuk situasi dengan meningkatkan risiko paparan bakteri dan virus berbahaya.

Kontaminasi mikrobiologis selama musim hujan juga menjadi ancaman serius. Bakteri seperti E.coli dan virus dapat dengan mudah masuk ke sumber air melalui limpasan yang terkontaminasi. Hal ini meningkatkan risiko penyakit, terutama infeksi saluran pencernaan seperti diare dan kolera, yang sering meningkat selama musim hujan. Oleh karena itu, pengelolaan air yang lebih ketat diperlukan untuk menghindari dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Untuk menghadapi tantangan ini, pengelola air perlu meningkatkan metode pengolahan, termasuk menggunakan teknologi canggih seperti Reverse Osmosis (RO) dan Ultraviolet (UV) untuk menghilangkan kontaminan mikro. Masyarakat juga berperan penting dalam menjaga kualitas air dengan menghindari pembuangan sampah sembarangan dan menggunakan air yang telah diolah dengan benar, terutama selama musim hujan ketika risiko kontaminasi air meningkat.

Baca Juga: