Desinfeksi air dalam proses industri menjadi langkah penting untuk menjaga kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan. Air yang digunakan pada industri, mulai dari proses produksi, pendinginan, atau pembersihan harus bebas dari mikroorganisme berbahaya karena dapat mencemari produk, merusak peralatan, bahkan mengancam kesehatan manusia. Selama ini, berbagai sektor industri terbiasa menggunakan bahan kimia untuk disinfeksi air. Namun, seperti yang diketahui bahwa penggunaan bahan kimia memiliki berbagai dampak negatif yang dapat membahayakan manusia maupun lingkungan. Oleh karena itu, terdapat alternatif seperti Ultraviolet (UV) yang lebih aman dan ramah lingkungan menjadi pilihan alternatif disinfeksi yang lebih aman.

Disinfeksi air sangat diperlukan untuk membunuh atau menonaktifkan mikroorganisme berbahaya dalam air yang digunakan untuk pembuatan produk makanan dan minuman, obat-obatan, hingga kosmetik. Keberadaan mikroorganisme dalam air dapat menyebabkan kontaminasi silang, merusak kualitas produk, bahkan menyebabkan keracunan makanan. Selain pada proses produksi, air juga penting untuk pendinginan karena mikroorganisme yang terdapat di air dapat berkembang biak di dalam sistem pendingin dan merusak peralatan atau mengganggu efisiensi sistem. 

Hal inilah yang menyebabkan disinfeksi air dalam industri menjadi suatu keharusan agar produksi tetap berjalan dengan aman dan efisien. Tanpa adanya disinfeksi yang memadai, industri berisiko menghadapi masalah kualitas hingga keamanan produk. Sementara itu, seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa disinfeksi kimia cukup berbahaya untuk kesehatan karena dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti mengalami iritasi kulit, gangguan pernapasan, bahkan kerusakan organ.

Selain bahan kimia mengakibatkan toksisitas bagi tubuh, bahan kimia juga dapat menyebabkan limbah yang dapat mencemari lingkungan apabila dibuang ke saluran pembuangan atau perairan terbuka. Masalah lain yang dapat timbul lainnya, yaitu bahan kimia yang digunakan dapat berpengaruh pada produk karena sisa bahan kimia yang tertinggal dalam air yang digunakan. Penggunaan bahan kimia yang berulang-ulang dalam dosis tertentu dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang menjadi lebih tahan terhadap bahan kimia tersebut, sehingga mengurangi efektivitas disinfeksi.

Untuk mengatasi bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan kimia, salah satu solusi yang mulai banyak digunakan adalah disinfeksi air menggunakan sinar ultraviolet (UV). Teknologi UV bekerja dengan memanfaatkan cahaya ultraviolet untuk menonaktifkan mikroorganisme dalam air tanpa menggunakan bahan kimia. Disinfeksi menggunakan sinar UV lebih aman karena tidak menggunakan bahan kimia, sehingga risiko toksisitas menjadi lebih rendah.Sinar UV bekerja dengan merusak DNA mikroorganisme, sehingga mikroorganisme berhenti berkembang biak. Hal inilah yang menyebabkan sinar UV efektif membunuh atau menonaktifkan berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan protozoa yang sering ditemukan di dalam air. Selain itu berbeda dari bahan kimia, sinar UV tidak meninggalkan residu berbahaya, sehingga sinar UV lebih ramah lingkungan. Hal ini sangat penting bagi industri yang mengutamakan keberlanjutan dan pengurangan jejak karbon. Keunggulan lain dari sinar UV tidak mengubah sifat fisik atau kimia air, sehingga tidak mempengaruhi kualitas produk industri. Bahkan sistem UV juga dapat dioperasikan secara otomatis yang dapat mengurangi kebutuhan pengawasan secara manual.

Baca Juga: