Air steril yang bebas cemaran mikroorganisme patogen sangat penting dalam menjaga kesehatan ternak dan memastikan pertumbuhan yang optimal. Untuk memastikan air minum yang diberikan kepada ternak bebas dari mikroorganisme patogen, berbagai metode disinfeksi digunakan, di antaranya kaporit (klorin) dan teknologi sinar ultraviolet C (UV C). Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal efektivitas, biaya, dampak kesehatan dan lingkungan. Berikut adalah perbandingan antara kaporit dan sterilisasi UV C untuk disinfeksi air minum di peternakan.
1.Efektivitas
Kaporit (Ca(OCl)₂) merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan untuk disinfeksi air pada berbagai industri, termasuk peternakan. Kaporit memiliki sifat oksidasi yang kuat, sehingga memungkinkan senyawa ini membunuh berbagai patogen, seperti bakteri, virus, dan jamur. Meski demikian, terdapat beberapa patogen resisten terhadap kaporit, salah satunya ada Cryptosporidium sp. yang merupakan protozoa koksidian yang dapat menyebabkan penyakit pencernaan pada manusia dan hewan ternak, serta juga berpotensi menyebabkan infeksi zoonosis yang menular dari hewan ke manusia. Sedangkan sebanyak lebih dari 50% sapi terinfeksi parasit Cryptosporidium (Nugraha, 2017). Hal ini menyebabkan disinfeksi air minum menggunakan kaporit kurang efektif untuk menonaktifkan patogen di air.
Sedangkan sterilisasi dengan teknologi UV C dengan panjang gelombang 254 nm memiliki kemampuan untuk merusak DNA dan RNA mikroorganisme hingga 99,9%, sehingga tidak ada mikroorganisme patogen yang lolos dari disinfeksi sinar UV C.
2. Efisiensi
Disinfeksi menggunakan kaporit memerlukan sumber daya manusia untuk tiap pengaplikasiannya secara rutin. Sedangkan teknologi sinar UV C tergolong lebih low maintenance, yaitu hanya memerlukan pembersihan cartridge dan penggantian lampu UV C setiap tahunnya. Selain itu juga, air yang didisinfeksi dengan kaporit tidak bisa langsung diminum oleh ternak, karena memerlukan waktu 20 menit untuk diendapkan terlebih dahulu. Sedangkan disinfeksi menggunakan sinar UV C bisa langsung diberikan dan diminum oleh ternak tanpa menunggu pengendapan, sehingga lebih efisien dari segi waktu.
3. Biaya
Biaya awal penggunaan kaporit memang lebih rendah dibandingkan dengan sinar UV C, tetapi memerlukan pembelian bahan kimia secara teratur dan pengawasan terhadap dosis yang tepat. Sedangkan sistem UV C memerlukan biaya instalasi yang lebih tinggi diawal dan pemeliharaan yang lebih sederhana, yaitu penggantian lampu UV C secara berkala. Sehingga, dalam jangka panjang biaya operasional yang dikeluarkan lebih rendah karena tidak memerlukan pembelian bahan kimia secara berulang.
4. Dampak kesehatan
Penggunaan kaporit (klorin) yang berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya produk sampingan (by product) berbahaya seperti trihalometana dan kloramin, yang dapat membahayakan kesehatan ternak. Oleh karena itu, dosis dan pemantauan yang tepat sangat penting. Sedangkan, sterilisasi UV C tidak menggunakan bahan kimia sehingga tidak akan meninggalkan residu kimiawi dalam air, sehingga lebih aman bagi kesehatan ternak.
5. Dampak lingkungan
Penggunaan kaporit (klorin) berlebihan dapat mencemari lingkungan, terutama jika ada pembuangan air yang mengandung klorin berlebih. Sedangkan teknologi UV lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan bahan kimia sampingan dan hanya menggunakan energi listrik.
Berdasarkan uraian di atas, sterilisasi UV C lebih cocok untuk aplikasi di peternakan, karena lebih efektif dalam menonaktfikan semua mikroorganisme patogen, tidak menggunakan bahan kimia, lebih aman untuk kesehatan ternak dan lingkungan. Sementara kaporit lebih efisien untuk sterilisasi jangka pendek dan perlu disesuaikan dengan jenis patogen yang ingin dikendalikan.
Luminor UV-C Systemmerupakan teknologi penghasil sinar UV-C yang mampu menonaktifkan mikroorganisme patogen dalam air. Berbeda dengan teknologi sterilisasi lainnya,Luminor UV-C System mampu menonaktifkan mikroorganisme patogen hingga 99,9% tanpa meninggalkan residu berbahaya. Sehingga, kualitas air minum ternak akan tetap terjaga dan kesehatan ternak tidak terganggu. YUKI Water Treatment hadir dengan teknologi Luminor UV-C System dengan kinerja yang mudah dipantau karena dilengkapi dengan layar LCD yang menampilkan output UV-C, diagnostic, status lampu, peringatan sistem hingga kode QR. Selain itu, Luminor UV-C System sudah dilengkapi dengan teknologi Light Lock yang membuat sistem ini hanya dapat bekerja saat menggunakan lampu UV-C sesuai standar LUMINOR. LampuLuminor UV-C System juga lebih awet yaitu dapat bertahan hingga 10.000 jam.
Baca Juga:
- Enpress Vortech Inside (EVI), Pilihan Tepat Filter Air yang Anda Butuhkan
- Sering Disepelekan, Sanitasi Permukaan di Peternakan Jadi Kunci Kesehatan Hewan dan Keamanan Pangan
- Bingung dalam Memilih Filter Air yang Tepat? Inilah Kiat-kiat yang Harus Anda Ketahui
- Jangan Sampai Salah Pilih Filter Air! Inilah Hal yang Sebabkan Proses Filtrasi Tidak Maksimal
- Inilah Dampak Buruk yang Siap Mengintai Anda Jika Tidak Menggunakan Air Bersih Sesuai Standar