Bahan pangan hewani merupakan salah satu sumber utama dalam pemenuhan kebutuhan pangan di dunia. Salah satu sumber pangan hewani yang tinggi akan protein adalah daging ayam. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang memiliki kadar lemak rendah dan mengandung berbagai nutrisi penting bagi manusia. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa rata-rata konsumsi daging ayam per orang di Indonesia meningkat hingga mencapai 7,46 kilogram di tahun 2023. Adapun total kebutuhan daging ayam mencapai 2,08 juta ton, di mana total ini meningkat sebesar 5,4% dari tahun sebelumnya.
Sehingga, tidak hanya pemenuhan jumlah kebutuhan, tetapi kualitas dan keamanan produk pangan juga sangat penting untuk diperhatikan. Bahan pangan dapat menjadi media penyebaran penyakit (foodborne disease) yang bisa berasal dari kontaminasi langsung dan tidak langsung melalui air maupun udara. Setiap tahun, diperkirakan 600 juta orang di seluruh dunia jatuh sakit akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi mikroorganisme, dengan 420 ribu diantaranya meninggal dunia. Maka dari itu, hal ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh peternak dalam menghasilkan ayam yang bebas penyakit (foodborne disease).
Industri peternakan ayam adalah sistem yang terintegrasi secara vertikal mencakup proses produksi hingga distribusi. Sistem ini menggabungkan berbagai teknik biosecurity, sanitasi, teknologi perkandangan, sistem manajemen pakan dan air minum, dan pengolahan hasil ternak untuk menjamin kebersihan dan mencegah kontaminasi pada ternak agar terbebas dari foodborne diseases. Namun, beberapa peternak tidak menerapkan proses produksi dengan baik, buktinya seringkali terjadi penyebaran penyakit yang berulang setiap periodenya. Hal ini dapat berdampak pada kualitas hasil ternak (daging ayam) yang dihasilkan pada industri rumah potong ayam. Maka dari itu, penting untuk memperhatikan proses pemeliharaan ternak salah satu nya pemberian air minum yang bebas cemaran mikroorganisme patogen.
Agar air minum ternak bebas cemaran mikroorgansisme patogen, penting untuk melakukan sterilisasi. Hadir sebuah solusi baru untuk menonaktifkan mikroorganisme patogen yang lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu berbahaya, yaitu dengan menggunakan teknologi sinar ultraviolet C (UV-C). Beberapa kelebihan dari UV-C adalah sebagai berikut :
- Mampu menonaktifkan hingga 99,9% mikroorganisme yang ada di air dengan merusak DNA dan RNA yang terdapat pada mikroorganisme.
- Bebas bahan kimia yang dapat mengganggu sistem pencernaan ternak.
- Bebas residu kimia dan ramah lingkungan.
- Instan, air bisa langsung diminum ternak setelah didisinfeksi.
- Tidak mengganggu palatabilitas ternak.
Oleh karena itu, foodborne diseases terutama pada daging ayam dapat kita cegah dengan tepat melalui proses produksi yang baik salah satunya sterilisasi pada air minum ternak. Teknologi yang efektif untuk mensterilkan air minum ternak adalah menggunakan sinar Ultraviolet-C dengan keunggulan yang dimilikinya.
Baca Juga: