Pasteurisasi merupakan metode pemanasan yang umum digunakan dalam membunuh mikroorganisme patogen dalam makanan dan minuman. Walaupun untuk saat ini pasteurisasi banyak yang terbukti efektif, hal ini juga tidak lepas dari sejumlah hal yang menjadi tantangan untuk penggunaan pasteurisasi ini terutama pada mikroorganisme yang resisten terhadap suhu tinggi. Cara kerja dari pasteurisasi dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan menggunakan pemanasan pada suhu tertentu selama waktu yang ditentukan untuk membunuh mikroorganisme berbahaya. Proses ini dirancang untuk memastikan keamanan serta kualitas minuman. Namun, beberapa jenis mikroorganisme memiliki ketahanan yang berbeda terhadap panas. 

Contohnya yaitu beberapa spora mikroorganisme yang dapat tahan terhadap suhu tinggi yaitu Bacillus cereus dan Clostridium botulinum. Untuk menonaktifkan spora Bacillus cereus memerlukan suhu 121oC dengan waktu 15 menit, sedangkan untuk Clostridium botulinum memerlukan waktu yang lebih singkat yaitu 3 menit. Sementara itu, pada umumnya pasteurisasi menggunakan suhu lebih rendah dengan waktu yang singkat seperti pada suhu 72oC dengan waktu 15 menit. Hal ini memperlihatkan bahwa proses pasteurisasi tidak cukup untuk membunuh spora mikroorganisme.

Agar spora mikroorganisme tetap dapat nonaktif pada proses pasteurisasi maka produsen perlu untuk meningkatkan suhu serta memperpanjang waktu pasteurisasi. Namun, jika hal ini dilakukan dapat menyebabkan adanya perubahan rasa pada produk, aroma, dan juga hilangnya nutrisi atau gizi dari minuman tersebut. Terlebih produk dengan bahan tambahan sensitif terhadap panas dapat berpengaruh jika proses pasteurisasi tidak disesuaikan dengan baik. Belum lagi keberagaman dalam komposisi produk dapat mempengaruhi efektivitas pasteurisasi. 

Untuk menanggulangi permasalahan ini dibutuhkan solusi lain yang dapat mengatasi kekurangan pasteurisasi. Teknologi UV-C menjadi solusi tepat untuk alternatif selain pasteurisasi yang dapat digunakan untuk sterilisasi minuman. Berbeda dengan pasteurisasi yang menggunakan thermal atau pemanasan untuk sterilisasi, teknologi UV-C bekerja dengan merusak DNA/RNA mikroorganisme, sehingga efektif untuk menonaktifkan mikroorganisme termasuk spora seperti Bacillus cereus dan Clostridium botulinum.

ULTRAAQUA ULU menjadi pilihan teknologi UV-C yang tepat karena didesain secara khusus untuk sterilisasi pada minuman berasa dan berwarna seperti teh, soda, wine dan lain sebagainya. Hal inilah yang membedakan ULU dengan teknologi UV-C lain yang sebagian besar hanya dapat digunakan untuk sterilisasi air berning tanpa warna dan rasa. Oleh karena itu, ULU menjadi solusi alternatif yang tepat sebagai pengganti pasteurisasi yang lebih efektif membunuh mikroorganisme termasuk spora yang sulit dimatikan oleh proses pasteurisasi.

Baca Juga: